Jurusan Psikologi Ngapain Sih? : Masuk Psikologi Dapet Apa?

Masuk Psikologi Dapet Apa?


Gambar di atas adalah potret mahasiswa semester 1 S1 psikologi ketika harus tawakal ikut mata kuliah statistika padahal ekspektasinya masuk psikologi ga ada hitung-hitungan lagi. Di S1 Psikologi Unpad sendiri seenggaknya ada 4 mata kuliah di 4 semester berbeda yang kental banget statistikanya : Statistika 1, Satatistika 2, Psikometri, Konstruksi Tes & Penyusunan Skala Psikologi. 

Sebenarnya hitung-hitungan itu memang sesuatu yang ga bisa dihindari sih dalam sains. Pengangkaan memang cara paling mudah untuk mencapai objektivitas karena ga begitu multiinterpretasi. Jadiiii, ya! Bersiaplah untuk dipaksa (kalau ga seneng) untuk paham statistika karena ga cuma di 4 mata kuliah itu aja statistika dipake di psikologi. Bikin skripsi harus ada analisis statistikanya. Bahkan, baca buku pun akan ada laporan-laporan statistikanya juga. Spoiler : ga sesusah yang dibayangkan kok. Kalau emang susah, ya ga bakal banyak yang lulus S1 psikologi. 

Potret mahasiswa yang terpaksa tawakal belajar statistika ini benar adanya dan cukup banyak walau saya lebih-lebihkan sih penggambarannya. Kenapa mereka bisa jadi menangis darah dan cuma bisa pasrah gara-gara statistika? Alasannya adalah karena ga tahu sebenarnya di psikologi mereka bakal ngapain aja, ga mau belajar statistika, tapi kalau mau lulus ya kepaksa.

Biar tahu di psikologi ngapain aja, kemaren kita udah bahas psikologi tuh apaan dan bidangnya apa aja, dan sekarang kita bakal bahas kompetensi/kemampuan apa aja sih yang bakal kita kembangkan dengan kuliah S1 Psikologi (masuk psikologi dapet apa?).

Kompetensi Umum
Sebelum kita bahas lebih lanjut, emangnya kompetensi itu apa sih? Dari sudut pandang psikologi industri dan organisasi (PIO) kompetensi itu merujuk kepada pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karkateristik lainnya seperti kejujuran, kerja keras, kepribadian, dll (Aamodt, 2015).

Menarik untuk membahas ini dari sudut PIO karena pada dasarnya individu dewasa pada hampir seluruh budaya di dunia dituntut untuk masuk ke dalam industri. Ketika kita sudah masuk ke dalamnya, +- 1/3 hidup kita bakal dihabiskan dalam industri kalau jam kerjanya 8jam. Gimana caranya masuk ke dalam industri? Kita harus punya kompetensi buat bisa berkontribusi.

Pada bagian kompetensi umum ini, sesungguhnya ga hanya dimiliki oleh lulusan psikologi, melainkan hampir dimiliki oleh seluruh lulusan S1. Mengapa ini tetap kita bahas? Pada dasarnya kompetensi umum ini tidak semuanya dituliskan secara langsung di dalam kurikulum pendidikan. Kompetensi ini dapat dikatakan hidden curriculum atau kompetensi-kompetensi yang secara tidak langsung akan dikembangkan dalam diri mahasiswa.

Untuk pembaca yang sudah berkuliah di S1 psikologi, penting untuk mencatat bahwa kompetensi-kompetensi di bawah ini perlu dikembangkan di luar kompetensi khusus psikologi. Untuk yang baru akan berkuliah, penting untuk menyadari kompetensi ini sangat dibutuhkan untuk masuk ke dalam industri. Pada dasarnya kompetensi umum ini akan dibutuhkan di seluruh profesi. Untuk membuktikannya, saya menantang pembaca untuk menyebutkan 1 profesi yang sama sekali tidak membutuhkan kemampuan komunikasi di kolom komentar.

Lagipula, tidak seluruh lulusan S1 psikologi akan melanjutkan karir yang berkaitan erat dengan psikologi. Sebagian menjadi pengusaha, sebagian lagi menjadi bagian dari LSM, sebagian lainnya menjadi sales, dan masih ada banyak bagian lainnya lagi yang cape banget kalau mau disebutin satu-satu wkwkwkwk. Jadi, kompetensi umum apakah yang dikembangkan di S1 Psikologi?

1.Komunikasi
Mengomunikasikan sesuatu secara jelas, terstruktur, dan persuasif akan sangat dibutuhkan dalam presentasi atau penulisan laporan/makalah pada seluruh mata kuliah. Kampus biasanya juga akan menyediakan mata kuliah khusus untuk kemampuan ini. Kemampuan ini pada akhirnya akan berguna untuk seluruh jenis pekerjaan bahkan seluruh aspek kehidupan.

2.Keterampilan Membaca
Bagian paling banyak memakan waktu dan yang paling sederhana dalam belajar, terutama dalam psikologi, adalah membaca. Buku ilmiah dan artikel ilmiah adalah sumber utama pengetahuan (meski dikembangkan lagi melalui praktikum dan aktivitas lainnya). Keterampilan untuk membaca materi yang kompleks, memahaminya, menandai bagian yang relevan, dan menggunakan informasi dari membaca untuk memecahkan masalah sangat diperlukan dalam dunia kerja. Dalam dunia kerja kita dituntut untuk membaca hasil penelitian terbaru di bidang pekerjaan, laporan perusahaan, proposal kompleks, dan bacaan-bacaan lainnya. Terbukti keterampilan membaca tidak hanya esensial untuk kuliah, namun juga bagi dunia kerja.

3.Keterampilan Mendengar dan Mencatat
Kebiasaan untuk mendnegar dan mencatat ceramah dosen dan diskusi dengan rekan mahasiswa akan menjadi modal penting untuk mendengar dan mencatat pembicaraan dengan klien, atasan, atau rapat. Gagal mendengarkan dan mencatat poin penting permintaan/instruksi mereka akan membuat jasa kita dianggap mengecewakan atau bahkan tidak digunakan lagi. Jadi, jangan bangga pleaseeee kalau ga bawa catetan ke kampus bersa paling jenius :((((.

Toh, memori manusia hanya mampu memproses 5-9 item secara bersamaan. Catatan ini membantu layaknya memori tambahan yang juga membuat informasi dalam memori kita lebih akurat (Matlin, 2012).

4.Literasi Teknologi
Kalau waktu SMA mungkin banyaknya make Microsoft Office, pas kuliah naik level jadi sering make Google Docs. Persis banget dengan Ms.Office, cuma nanti dokumennya bisa dikerjain barengan sama teman yang lain. Praktis, mempermudah kerja kelompok daripada harus ketemu. Itu baru satu contoh, masih ada aplikasi, web, dan teknik berkaitan dengan teknologi lain yang kita harus kuasain kalau mau nyaman kuliahnya. Sama juga dengan di dunia kerja, mereka yang ga menguasai teknologi akan tertinggal.

5.Berpikir Kritis dan Memecahkan Masalah
Tentu saja setiap orang dapat berpikir, tapi untuk dapat berpikir melebihi informasi yang tersedia alias memikirkan informasi di balik informasi? Pembelajaran di perkuliahan yang cenderung lebih kompleks daripada di SMA menuntut kita untuk mengevaluasi informasi. Apakah informasinya benar? Jika benar, apa makna atau implikasi dari informasi ini? Bagaimana saya dapat membangun argumen dari informasi ini? Apa kelebihan dan kekurangan argumen saya? Pemikiran-pemikiran seperti ini akan menjadi kebiasaan yang dibangun dalam kuliah. Pemikiran yang kritis pada akhirnya membantu kita mengambil keputusan yang bijak dalam menghadapi permasalahan di dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

6.Manajemen Diri
Ga perlu jomblo buat merasa sendiri pas kuliah karena nanti pasti kerasa ternyata belajar itu harus kemauan dari diri sendiri dan bangun kuliah harus bangun sendiri. Kebanyakan mahasiswa juga akan merantau yang akibatnya nyiapin makan dan laundri pakaian harus sendiri. Terdengar sepele, tapi banyak banget punya temen yang cuciannya numpuk berantakan di kamar wkwkwk

Dengan gaya belajar di mana dosen ga bakal ngingetin ada tugas tapi langsung tiba-tiba ngasi nilai gudang-garam (234) kalau ga ngerjain tugas, mahasiswa mau ga mau bakal mulai belajar mengatur kesehariannya biar lebih teratur. Termasuk tadi makan dan laundri yang berpengaruh banget buat tetap bisa sehat.

Cinta Laura ternyata punya gelar Sarjana Psikologi dari Columbia University loh.
Membuktikan bahwa lulusan psikologi ga harus pake jas putih dengerin masalah orang.
Lagipula, S1 psikologi belum psikolog. *Sudah dispoilerin sejak awal. Bisanya apa dong?
Foto : Sony Music Entertainment

Kompetensi Lulusan S1 Psikologi

Hal-hal di bawah ini adalah apa yang nantinya akan membedakan kamu dan saingan-sainganmu di mata Human Resource (HR) perusahaan jika kamu memiliki gelar S1 Psikologi. Hal-hal yang mungkin ga bisa dilakuin sama orang lain, tapi bakal bisa kamu lakuin.

Tentu saja ga cuma membedakan kamu di mata HR, mungkin juga membedakan cara kamu hidup dengan cara orang lain hidup. Apa yang bakal kamu lakuin kalau kamu sadar gebetan kamu ga suka kamu karena ga pernah bales chat kamu? Kemungkinan besar ya move on. Begitu juga pemahaman-pemahaman kita di psikologi dan kompetensi lainnya akan mengubah hidup kita. Apa yang dipelajari di psikologi klinis mungkin akan membantu kita untuk tetap sehat secara mental. Apa yang dipelajari di psikologi industri dan organisasi mungkin membuat kita lebih matang mempersiapkan karir. Masih banyak lagi kompetensi lainnya yang didapat dari kuliah 144SKS dengan 1 mata kuliah bernilai 2/3SKS.

1.Pengetahuan tentang Perilaku Manusia
Berbagai teori, hasil penelitian, dan permasalahan-permasalahan tentang perilaku manusia dalam seting perkembangan, sosial, industri, klinis, dan pendidikan akan kita pelajari saat menjadi mahasiswa S1 psikologi. Pengetahuan-pengetahuan yang ditumbuhkan dari 4 tahun kuliah dan 144SKS ini nantinya akan jadi bekal untuk landasan konseptual kita untuk mempelajari sesuatu dan mengaplikasikannya.

2.Kemampuan Riset dan Prosedur Statistik
Mahasiswa psikologi akan dibekali kemampuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol perilaku manusia melalui metode riset. Metode riset ini akan dibantu dengan prosedur statistik untuk memastikan hasilnya objektif dan akurat berdasarkan data yang ada. Kedua kemampuan ini juga menjadi bekal untuk mengevaluasi dan memanfaatkan hasil riset dengan tepat untuk dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.

3.Menyediakan Beberapa Jasa Psikologi
Di Indonesia, jasa psikologi yang dapat diberikan oleh sarjana psikologi diatur dalam Kode Etik Psikologi. Pada dasarnya, jasa-jasa psikologi non-klinis dapat diberikan oleh sarjana psikologi. Beberapa jasa tersebut adalah :
- Asesmen psikologi dengan interviu, observasi, dan tes psikologi
- Mengembangkan alat pengukuran perilaku dan proses mental
- Intervensi untuk mengubah perilaku individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat dengan konseling, kegiatan edukasi, pelatihan, dan metode lainnya

4.Jaminan Kompetensi Umum
Kegiatan-kegiatan pembelajaran di psikologi memastikan kita dapat mengembangkan kompetensi umum yang diperlukan untuk dapat sukses dalam kehidupan. Dan yep, "kompetensi" sendiri merupakan bahasan dalam psikologi, terutama psikologi pendidikan dan PIO. Dengan begitu, kurikulum di S1 psikologi dirancang untuk dapat mengasah kompetensi umum ini.

Kompetensi
Pengembangannya di S1 Psikologi



Berpikir Kritis & Pemecahan Masalah
Psikologi memiliki banyak sekali perspektif sehingga memaksa mahasiswa untuk berpikir dengan cara yang fleksibel untuk dapat memahami keambguitasannya. Mahasiswa psikologi juga belajar untuk menimbang + -  berbagai argument yang bertentangan untuk menemukan pilihan terbaik.

Ada satu ciri khas anak psikologi kalua ditanyain sesuatu, mereka akan selalu jawab “tergantung”. Hal ini karena tidak seluruh jawaban dapat berlaku di semua konteks. Contoh : apakah semakin tinggi gaji seseorang, ia akan semakin bahagia? Iya, sampai tahap tertentu. Setelahnya efeknya akan kecil atau tidak ada (Jebb dkk, 2018).



Membaca, Menulis, dan Berbicara
Selain kegiatan belajarnya yang penuh dengan membaca, menulis, dan berbicara di depan umum, pengetahuan di psikologi akan membantu. Pengetahuan seperti kognisi, memori, mendengarkan, dan persuasi yang dipelajari di psikologi akan membantu proses komunikasi. Mereka dapat membaca dengan efektif dan efisien juga menyampaikan sesuatu dengan cara yang persuasif dan mudah dipahami.

***Bisa dilihat dari kemampuan menulis saya ya, tapi kalua jelek maklumin aja. Kan belum S1 psikologi 😊😊😊



Literasi Digital
Kemampuan literasi digital yang menjadi nilai tambah lulusan psikologi adalah penggunaan teknologi untuk kemampuan statistik. Kemampuan ini sangat diperlukan di era big data di mana hamper seluruh data tentang perilaku manusia tersedia secara digital. Dengan setidaknya terdapat 4 mata kuliah yang sangat berkaitan dengan statistika, mahasiswa psikologi mampu mengoprasikan spreadsheet dengan lebih mahir, juga mengoperasikan beberapa aplikasi seperti R Studio dan SPSS yang mungkin tidak diajarkan di program studi lainnya.

5.Keterampilan Intrapersonal dan Intrepersonal
Pengetahuan dan pengalaman praktikum tentang perilaku dan proses mental manusia membuat mahasiswa psikologi lebih memahami dirinya dan orang lain. Mereka dapat memonitor apa yang mereka rasakan dan lakukan, juga mengevaluasi untuk kemudian memodifikasinya. Pemahaman mereka terhadap orang lain membantu mereka untuk dapat bekerja sama dengan baik. Mereka juga dapat menjadi pribadi yang persuasif. Selain itu, mereka akan sensitif terhadap isu-isu budaya, ras, status sosioekonomi, dan isu-isu sensitif lainnya.

6.Adaptabilitas
Menyadari bahwa pengetahuan manusia tidak akan pernah sempurna dan tidak dapat diaplikasikan sama di seluruh konteks, lulusan psikologi akan menjadi lebih adaptif. Mereka akan terus berusaha dan belajar  agar dapat memahami konteks dan mengambil keputusan terbaik. Di dunia yang terus berubah (contoh : sebentar facebook, kemudian twitter, lanjut ke instagram, sekarang tiktok), kemampuan untuk menjadi adaptif sangat bernilai tinggi. 

Catatan Penting!
Kompetensi-kompetensi di atas hanyalah sebagian dari apa yang kita bisa dapatkan dengan berkuliah di S1 psikologi. Sangat memungkinkan akan ada kompetensi lain yang bisa dapatkan. Misalnya, beberapa lulusan psikologi yang aku kenal sekarang bekerja sebagai User Interface dan User Experience Designer karena semasa kuliah sering menjadi staf desain untuk sebuah acara, digabungkan dengan pengetahuan perilaku manusia maka lengkaplah kompetensinya.

Kalian juga mungkin akan sangat mungkin mendapatkan hal lain di luar kompetensi. Psikotes dan konseling gratis dengan dosen sendiri yang psikolog misalnya wkwkw. Banyak juga testimoni yang mengatakan bahwa lingkungan belajar di psikologi itu sangat suportif. Teman-teman, dosen, tenaga pengajar, bahkan satpam, penjual di kantin, dan kucingnya juga. (testimoni = katanya. tidak menjamin kebenaran ya wkwkw).  Beberapa alumni di psikologi Unpad juga menemukan jodoh di kampus. Sesuatu yang saya tidak bisa relate :((((

Mirip seperti saya yang ga dapet pacar padahal yang lain dapat, sangat memungkinkan juga kamu kuliah di S1 psikologi tapi tidak mendapatkan kompetensi di atas. Tentu saja akan sangat logis untuk menilai kompetensi mahasiswa dengan IPK 3,8 lebih baik daripada mahasiswa dengan IPK 2,5. Jadi, jika kalian ingin berkuliah di psikologi, maksimalkan kesempatan belajar itu. Jika sudah berkuliah, coba evaluasi diri ya!

***Nanti kita akan bahas juga gimana cara maksimalin waktu kuliah di S1 Psikologi.
****kalau ga mager


REFERENSI

- Definisi kompetensi
Aamodt, M.G. 2015. Industrial/organizational psychology: an applied approach 8th edition. Boston : Cengage Learning

- Jebb, A.T., Tay, L., Diener, E. et al. (2018). Happiness, income satiation and turning points around the world. Nat Hum Behav 2, 33–38. https://doi.org/10.1038/s41562-017-0277-0

- Kuther, T.L. (2012). Psychology major’s handbook 3rd edition. Belmont : Wadsworth

- Kapasitas working memory manusia terbatas 5-9 item
Matlin, M.W.  (2012). Cognition 8th edition. NJ : John Wiley & Sons

- Gelar Sarjana Psikologi Cinta Laura
https://www.voaindonesia.com/a/cinta-laura-raih-2-gelar-sarjana-dengan-cum-laude/1924508.html

- Keputusan Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia (AP2TPI) tentang Kurikulum Inti Program Studi Psikologi Jenjang Sarjana (06/Kep/AP2TPI/2018)

Komentar